Saturday, January 30, 2016

Brick Mansions, Jungkir Balik di Hitungan 3

Sutradara: Camille Delamarre
Produser: Luc Besson, Ryan Kavanough, Tucker Tooley, Christophe Lambert
Penulis: Luc Besson, Robert Mark Kamen
Pemeran: Paul Walker (Damien Collier), David Belle (Lino), RZA (Tremaine)
Musik: Trevor Morris
Sinematografi: Christophe Collette
Penyunting: Christophe Collette, Arthur Tarnowski
Studio: Europa Corp
Distributor: Relativity Media
Tanggal rilis: 25 April 2014

Film seru itu yang nggak membiarkan mata berkedip. Absurd tapi kita menikmatinya, karena begitulah imajinasi kita, khayal. Film terakhir Paul Walker yang utuh ini, di mana dia bermain penuh tanpa pengganti sodara ataupun pamannya, Paul berpasangan dengan atlit parkour David Belle. Dari awal film dibuka dengan aksi parkour Belle sebagai Lino.

Lino yang membuang paket kokain 20kg mempermainkan geng bandar narkoba pimpinan Tremaine. Aksi kejar-kejaran dengan suguhan aksi parkour khas Belle dan anak buah Tremaine. Dalam aksi ini, Belle menunjukkan kepiawaiannya yang konon tanpa stuntman karena parkour memang keahilannya. Dan inilah aksi yang diunggulkan dalam film ini, sebagai film remake dari Distrik B12 di mana Belle juga berperan yang sama.


Brick Mansions sebuah kawasan yang diisolasi pemerintah kota. Wali Kota Detroit menganggap kawasan itu sulit dibenahi karena parahnya lingkungan sosial. Zona kriminal merajalela yang dijaga ketat oleh aparat keamanan. Masuk ataupun keluar dari kawasan ini harus melewati pos pemeriksaan, pun begitu masuk jangan harap bisa aman dari gangguan warga di dalamnya.
Wali Kota berencana menghancurkan kawasan itu, dengan memasukkan bom dengan penghitung waktu. Sebagai politisi yang tentu pebisnis juga, Wali Kota punya rencana menjadikan kawasan yang lebih bernilai ekonomis. Untuk memasukkan bom tersebut harus diatur secara dramatis. Warga Brick Mansions yang  kriminil suka dengan 'ritual mengganggu' polisi. Maka, diatur sebuah pengiriman paket barang berharga. Anak buah Tremaine pentolan Brick Mansions pun masuk dalam permainan. Mereka menghadang rombongan polisi yang mengawal paket dan membawanya masuk ke kawasan Brick Mansions.

Damien menyusup dengan menyamar sebagai tahanan yang berada satu mobil dengan Lino. Perkenalan Damien sang detektif dengan Lino narapidana yang dipercaya sebagai mata-mata pun dimulai dengan berebut mobil tahanan. Mereka kemudian berhasil masuk Brick Mansions dan mulai adu akting. Perkenalan yang tidak berjalan baik, karena Lino menunjukkan identitas Damien kepada Tremaine. Damien ingin menangkap Tremaine karena dua alasan: bandar narkoba dan membunuh Damien yang juga seorang polisi saat penggerebekan ke Brick Mansions. Lino masuk ke Brick Mansions untuk menyelamatkan kekasihnya yang disandera Tremaine.

Aksi seru Damien & Lino selalu dimulai dengan hitungan ke 3 "tiga!". Lino dengan parkour yang memukau dan Damien dengan freestyle yang cekatan. Dalam aksi jungkir balik mereka dengan penampilan yang berbeda tapi berpadu begitu lihainya. "Metode berbeda tapi hasilnya sama" begitu kata Damien pada Lino. Agaknya di film ini Paul memberikan persembahan terakhir yang begitu sempurna. Berbeda dengan film terakhirnya yang lain, di mana Paul tampil dengan gaya menyetir. Di film ini si mas ganteng jambang tipis ini sungguh menunjukkan kediriannya yang selalu bersepatu sneakers khasnya.

Dan di akhir film, karakter Paul bernasib hampir sama dengan film Fast & Furious yaitu polisi yang akhirnya berkawan dengan para kriminal. Bom yang masuk ke Brick Mansions memang sengaja akan diledakkan dengan kode yang dimasukkan oleh Damien. Sesaat sebelum Damien memasukkan kode yang menurutnya adalah kode mematikan bom tapi sesungguhnya adalah kode mengaktifkan bom, Lino dan Tremaine berhasil mencegahnya. Damien pun akhirnya tahu bahwa dirinya dipermainkan. Dan terungkap fakta bahwa yang membunuh ayah Damien bukanlah Tremaine melainkan anak buahnya di kepolisian sendiri. Maka, bersama gerombolan Brick Mansions, Damien mengembalikan bom ke kantor Wali Kota. Dengan gertakan akan meledakkan bom di kantornya, terungkap bahwa Wali Kota dan pemerintah terkait berencana menghancurkan kawasan itu. Pengakuan yang direkam teman Damien ini diunggah ke Youtube dan membuat sang Wali Kota ditangkap.

Akhirnya, Brick Mansions kemudian dibuka sebagai kawasan yang patut diberikan layanan publik seperti daerah lainnya. Damien, Lino, dan Tremaine menjadi pahlawan Brick Mansions.

No comments:

Post a Comment