Penjaga Keseimbangan AlamKali ini pertempuran tentara AS dengan bangsa
Na’vi yang tinggal di
Pandora. Dalam sejarah, Amerika menjajah suku Indian yang takluk pada penyerangan para Yankee. Maka habislah suku yng menyembah kekuatan roh leluhur tersebut. Selebihnya, Amerika selalu tampil sebagai penolong kemerdekaan bagi Negara lain. Bagi Filipina, tentara Amerika pernah membantu mengusir Spanyol dari tanahnya. Dan bagi Indonesia, Amerika juga yang membantu mengusir Jepang pulang merutuki nasib negerinya diajtuhi bom atom. Politik tanam budi rupanya bagus diterapkan dengan tidak membiarkan tangan menjadi kotor. Kemerdekaan Negara Republik Indonesia tidaklah gratis. Bangsa ini harus rela menukarnya dengan gunung emas di Papua. Jayalah Freeport Indonesia di tengah primitifnya rakyat Papua.
Kembali ke perang di
Pandora. Tentara bayaran dari AS dikerahkan untuk menjarah unobtanium yang bernilai ratusan juta dollar. Unobtanium, tersimpan di bawah pohon yang dihuni seluruh rakyat suku
Omaticaya. Gambaran suku
Omaticaya tidak jauh beda dengan ciri suku Indian. Mereka memuja roh leluhur, berkendara kuda, bersenjata panah dan pisau, dan melumuri tubuhnya membentuk lukisan. Ciri yang hampir sama dengan suku Indian. Satu lagi, mereka mengagumi Makto, nama sejenis burung besar yang disebut ikran, Makto sangat ditakuti. Dan suku Indian mengagumi burung elang sebagai symbol kekuatan dan penyatuan dengan alam. Ini ciri manusia primitif.
Masuklah Jake Sully dengan tubuh avatarnya ke dalam kehidupan
Na’vi. Jake Sully, seorang mariner cacat kaki yang pemberani dan pantang menyerah. Awalnya dia bertugas mempelajari cara hidup dan kondisi geografis
Omaticaya. Dalam waktu Jake mempelajari kehidupan suku yang memuja
Eywa tersebut, dia justru jatuh cinta. Jatuh cinta pada hutan, pada peradaban, dan pada Niytiri anak sang kepala suku. Waktu tiga bulan untuk merelokasi warga suku untuk pergi meninggalkan rumah pohon tidak berhasil. Jake Sully sudah tahu bahwa mereka tidak akan pergi meninggalkan tanah airnya. Yang ada mereka akan berjuang mati-matian mempertahankan rumah pohon besar.
Waktu yang ditentukan untuk merelokasi telah tiba. Jake justru berpihak pada
Omaticaya dan turut berperang melawan tentara AS. Pohon berhasil ditumbangkan, sebagian rakyat
Omaticaya mati tertimpa pohon dan sebagian yang masih hidup pergi sebagai orang yang kalah. Eywa, sang Dewa, memihak pada keseimbangan alam. Kecanggihan militer AS lumpuh di hadapan serbuan hewan-hewan buas, pasukan berkuda, dan pasukan berkendara ikran. Tidak lama, manusia-manusia dari bumi itu pulang ke tempat asalnya di bumi. Menyingkir pergi tak boleh mengganggu lagi, jangan mengacaukan keseimbangan alam
Pandora.
Di negeriku, masyarakat Papua berhadapan dengan penambanga emas dari Negara luar. Tanah ulayat digilas traktor diratakan menjadi jalan beraspal. Dilintasi oleh kendaraan industry. Sang kepala suku hanya melihat nanar kepada tanahnya. Terbayanglah kemarahan sang leluhur.