Monday, August 23, 2010

Kawin Kontrak Lebih Baik

Dinar belia baru lulus SMA. Merasai hidupnya harus berisikan penuh warna. hidup hanya seklai, tak mau masa muda ini terlewat dengan sepi begitu saja. Banyak keinginan dan ide demi melewatinya dengan riang dan keceriaan, Dinar bertekad menikmati hidup ini tanpa duka. Tidak ada cita untuk melanjutkan jenjang pendidikan selepas sekolah menengah. Dinar berangan, bahwa hidupnya bukan untuk sekolah melulu, usai sudah berakrab dengan angka dan buku-buku. Kini saatnya menjalai hidup merdeka seperti ketentuannya sendiri. Belajar dari alam yang lebih memanusiakan baginya.

Gadis bunga desa dari Sumedang ini memang sudah biasa berganti pacar sejak umur 13 tahun. Tubuhnya mungil, kulit putih, wajah agak tirus, hidung lancip, dan gaya bicaranya cerewet menggemaskan.
Dengan cara bicara yang lepas dan penuh tawa, membuat siapapun betah bercengkerama dengannya. Wajah yang sdap dipandang menarik lelaki untuk mendekatinya dan mau berbuat apapun untuk menyenangkan sang wanita. Simbiosis mutualisme tentu berlaku bagi kedekatan Dinar dengan sang lelaki.

Kelihaian menyenangkan lelki yang dekat dengannya dan kepintaran memanfaatkan kekayaan si lelaki, DInar menikmati hari-hari seperti angannya. Hingga pertemuannya dengan seorang anggota TNI asal Surabaya yang sedang bertugas di Bandung. seroja nama anggota TNI yang jatuh hati pada Dinar. Dia sudah beristri dan beranak. Sebagai anggota TNI, Seroja tidak bisa beristri lebih dari satu dengan sah secara hukum. Seroja sungguh menginginkan Dinar menjadi milik sepenuhnya. Memperistri secara sah tidak mungkin, maka dia mengajak Dinar menikah secara sirri. Berkaca dari nasib banyak teman-teman sesama perempuan yang pernah dinikah sirri, Dinar melihat banyak kerugian yang akan ditanggung.

Dinar menawarkan untuk kawin kontrak saja. Pikir berulang kali, berspekulasi dengan berbagai untung rugi. Keduanya bertahan dengan pendirian untuk mengorbankan sebagian hidup untuk suatu ikatan hubungan yang penuh resiko. Vonis pernikahan seumur hidupnya tidak boleh dijatuhkan begitu saja. Dinar lebih melihat kerugian bila ia bersedia dinikah sirri, Dinar sungguh tidak mau membuat keputusan bodoh. Dalam hal ini, Dinar mempunyai pertimbangan yang cerdas bukan? Dengan kawin kontrak, setidaknya dia masih bisa bersiap melanjutkan hidup setelah kontrak kawin habis. Sedangkan dengan nikah sirri, posisinya hanya sebagai istri yang disarahasiakan. Dinar tidak bisa menyiapkan diri bila suatu saat Seroja tidak lagi datang untuknya, pulang pada anak dan istrinya di Surabaya. Begitulah yang banyak terjadi pada nikah sirri, suami tiba-tiba pergi begitu saja. Sedang, yang menikah sah saja juga ada yang begitu.

Dinar bertahan, Seroja mengalah. Kawin disepakati kontrak selama 2 tahun. Mulailah Dinar menjadi istri yang baik, berdiam di rumah melayani semua mau Seroja, suaminya. Sebagai istri kontrak, tidak seperti istri pada umumnya. Waktu 2 tahun yang ditentukan, membuat Seroja tak mau melewatkan waktunya dengan biasa saja. Dinar sangat dimanjakan, dengan harapan akan mendapat perpanjangan waktu secara cuma-cuma.

Namun, setelah 2 tahun berlalu, free pass tak didapat Seroja barang sehari pun. Sebagai istri sewaan memang harus jeli menghitung waktu sebagai keuntungan. Sekali ganti untuk biaya maintenance.

1 comment: