Tuesday, March 8, 2016

The Judge, Penghakiman Sang Hakim

Sutradara : David Dobkin
Produser : Susan Downey, David Gambino, dan David Dobkin
Rilis : 2014
Pemeran Utama
Robert Downey Jr. : Henry "Hank" Palmer
Robert Duvall : Hakim Joseph Palmer
Thejudgemovie.com
Seorang hakim yang bekerja dengan naluri dan kata hati, memutus dengan segala takut akan konsekuensi. Bukan sekedar tentang bagaimana ia memutus sesuai kitab perundangan, terlebih menimbang hasil kontemplasi dengan diri. Itulah kenapa sesungguhnya hakim adalah sebuah amanah yang berat, penyambung suara Tuhan. Namun hanya sedikit hakim yang bekerja dengan hati, kebanyakan hanya bekerja berdasar bukti, menimbang antara tuntutan jaksa dan pembelaan pengacara. Seharusnya memang begitu, tapi semestinya ada celah di mana hati manusiawi hakim berbicara. Memutus perkara dengan ketajaman mata batinnya.


Sebuah kota di Indiana, tempat bekerja hakim Joseph Palmer yang amat disegani karena keputusannya yang bijaksana dan tak kenal ampun. Konsekuensinya, ia kerap dibenci warga setempat yang merasa dirugikan oleh keputusannya. Ia memutus banyak perkara kecil dengan dampak besar bagi kehidupan terdakwa. Suatu hari seorang lelaki dilaporkan perempuan yang tengah hamil, lelaki berdalih tak punya uang untuk menikah dan menghidupi perempuan yang dihamilinya.
"Truk di depan itu milikmu, kan?" tanya Hakim Palmer pada si lelaki.
"Iya"
"Baiklah, sekarang berikan kunci trukmu kepada nona di sana, nona segera pergi ke dealer dan jual truk itu seharga yang dia beli."
Selesai perkara, si lelaki kecewa dengan kemenangan nona cantik dengan perut membuncit hasil kesenangan sesaat mereka. Begitulah cara hakim memutus perkara, adil bagi keduanya.

Anak sang hakim, Hank Palmer, seorang pengacara hebat di Chicago. Dia terpaksa pulang ke Indiana demi kabar kematian ibunya. Hank terkenal piawai membela kliennya dan memenangkan banyak kasus besar. Kepandaian sebagai pengacara tak lepas dari kepintarannya sebagai pribadi yang gesit dan mudah menjatuhkan lawan bicara. Dia pandai menemukan titik kelemahan lawan, sehingga gampang memenangkan argumentasinya.

Hank muda juga dikenal bandel dan suka melawan orangtua terutama ayahnya, hingga keduanya tampak saling benci. Bahkan ayahnya tak mudah memaafkan sebuah kejadian di mana Hank menyetir mobil dalam keadaan mabuk yang menyebabkan kecelakaan. Kecelakaan yang juga membuat tangan Glen, kakaknya, patah dan tidak bisa main bisbol. Sejak kejadian itu, Hank dan ayahnya sulit akur, hingga Hank kuliah dan menjadi pengacara di Chicago.

Pada malam setelah pemakaman Mary Palmer, Joseph pergi ke toserba untuk membeli beberapa kebutuhan. Dalam perjalanan pulang, ia menabrak seorang pesepada hingga terperosok ke jurang dan tewas seketika. Joseph Palmer pun dituntut atas pasal pembunuhan. Alih-alih menunjuk Hank yang sudah piawai memenangkan banyak kasus, ia justru menunjuk CP pengacara amatir yang menyambi berjualan perabot rumah tangga.

Hank sangat ingin membantu ayahnya dengan menjadi pengacara dan meloloskannya dari jerat hukum. Di sini konflik mulai seru, kerumitan kasus dikarenakan hakim Palmer ternyata terkena penyakit kanker usus dan harus menjalani pengobatan kemoterapi. Kemoterapi yang dijalaninya berefek samping yaitu amnesia, halusinasi, dan depresi. Hal ini baru diketahui Hank saat ia mengajak ayahnya menyusuri jalan TKP kecelakaan. Efek samping itulah yang membuat Joseph tidak ingat kejadian malam sepulang dari toserba itu.

Bisa saja dengan mudah Joseph menunjuk Hank untuk membelanya, atau kongkalikong dengan pihak pengadilan seperti banyak orang kaya maupun oknum hakim lakukan. Tapi, jiwa sebagai hakim telah mendarah daging bagi Joseph, adil sejak dalam pikiran sudah menjadi pegangan hidupnya. Dia membiarkan dirinya dibela CP, bahkan ketika CP mengundurkan diri dan digantikan Hank, Joseph berkeras menunjuk CP kembali.

Hingga saat pemutaran rekaman cctv yang menunjukkan Palmer mengejar korban yang bersepeda, karena sebelumnya mereka bertemu di toserba. Palmer ingat mereka bertemu di lorong toserba, Blackwell, korban kecelakaan itu, mengatakan "Bagus Mary dikubur bersebelahan dengan Hope sehingga memudahkan aku untuk mengencingi kuburan keduanya". Joseph terdiam namun sakit hati, hingga kemudian saat keluar dari toserba dia mengejar Blackwell dan menabraknya.

Joseph mengakuinya tanpa berkilah ataupun bekerja sama dengan Hank demi meringankan hukumannya. Di kursi terdakwa, Joseph menghakimi dirinya sendiri agar pantas mendapat hukuman yang seadilnya. Meski telah renta dan menjalani pengobatan, Joseph menyerahkan diri untuk dibawa ke dalam penjara. Ketiga anaknya hanya bisa merelakan keputusan adil ayahnya. Meski begitu, itulah cara dia  mengajarkan pada semua orang tentang memutus perkara pengadilan. Semua orang sama di mata hukum.

***
Saya jadi ingat lagu kasidah jaman kecil yang kadang masih eksis hingga sekarang.
"Adikku melanggar hukum, ayah yang mengadili, paman penuntut umu, walau ibu gigih membela yang salah diputua salah... Syalalalala..."

No comments:

Post a Comment