Wednesday, February 17, 2016

Pesan Cinta dari Minahasa

Kabupaten Minahasa Provinsi Sulawesi Utara memiliki magnet luar biasa bagi siapa saja untuk singgah maupun berpenghidupan di sana. Tanah subur dan kekayaan laut yang melimpah cukup menjadi alasan daya tariknya. Sejarah kehidupan masyarakat Minahasa telah banyak bercerita tentang kehidupan berbagai anak suku yang hidup rukun, damai, dan penuh cinta. Segala permasalahan diselesaikan dengan jalan musyawarah oleh kepala anak suku. Dalam legenda rakyat diceritakan bahwa moyang suku Minahasa adalah sepasang suami istri yang juga merupakan ibu dan anak. Adalah Toar, anak dari wanita cantik bernama Limumuut. Mereka pun saling mencintai dan menjadi suami istri hingga akhir hayatnya. Konon, mereka tinggal di Desa Kanonang yang berada di kaki Gunung Soputan. Karena legenda nenek moyang suku Minahasa inilah maka pada tahun 1999 dibangun sebuah tugu Bukit Kasih. Selain itu juga karena suku Minahasa memang dikenal menjunjung tinggi toleransi dan kerukunan antar suku dan antar umat beragama.



Lokasi Bukit Kasih berada di Desa Kanonang, Kecamatan Kawangkoan, Kabupaten Minahasa, Provinsi Sulawesi Utara. Menjelajah Bukit Kasih tidaklah sulit. Di lintasan Bukit Kasih telah dibangun deretan anak tangga untuk memudahkan penjelajahnya. Lintasan ini sekaligus dijadikan diorama detik-detik Yesus Kristus menjelang penyalibannya. Sepanjang lintasan Bukit Kasih terdapat tempat ibadah 5 agama, yaitu: gereja katolik; gereja kristen; pura; vihara; dan masjid. Meski ornamen bukit didominasi agama katolik dan kristen, namun hal ini menjadi pemandangan kearifan tersendiri. Sebagaimana kita tahu bahwa agama Kristen dan Katolik merupakan agama mayoritas di Minahasa. Maka, dengan dibangunnya tugu yang memuat pesan kerukunan sesuai ajaran masing-masing agama menunjukkan toleransi yang baik bagi agama lainnya. Tugu Bukit Kasih berbentuk pentagonal dengan tiap sisi berisi nasehat sesuai agama masing-masing untuk saling mencintai sesama manusia.

Harapannya, keberadaan tugu ini menjadi peringatan bagi umat manusia khususnya warga Indonesia, bahwa leluhur bangsa ini telah banyak mengajarkan cinta di atas perbedaan. Karena suku Minahasa merupakan suku tertua dan terbesar di Sulawesi Utara, namun sikap toleransi menerima perbedaan sungguh patut diteladani. Tak rugi kita jauh menempuh perjalanan pegunungan untuk sampai ke lokasi ini demi mengagumi kebesaran ciptaan Tuhan dan menghayati pesanNya. Dari lokasi tugu, kita disuguhi pemandangan bukit yang sangat memukau. Tebing Gunung Soputan yang mengeluarkan asap belerang dan mengalirkan sumber air panas tiada henti. Banyak warung makanan di sekitar tebing yang menyediakan tempat merendam kaki dengan air panas. Cukup membayar Rp. 10.000 maka Anda bebas merendam kaki sepuasnya di tempat yang telah disediakan. Dan jika berminat, kita bisa meminta jasa pijat refleksi kaki saat direndam. Banyak ibu-ibu yang berkeliling menawarkan jasa pijat dengan tarif terjangkau. Kita tinggal duduk manis merendam kaki, dipijat, sekaligus menikmati makanan yang dijajakan di warung tersebut.

Pulang berwisata di Bukit Kasih kita bisa mendapat banyak pengalaman. Tak hanya menjelajah keindahan alam, lebih dari itu kita mendapat pesan dari alam. Bahwa Tuhan menciptakan alam beserta makhluknya dengan keanekaragaman yang harus dihargai. Perbedaan yang patut dicintai untuk menjaga dunia yang indah berwarna warni.

No comments:

Post a Comment