Friday, October 29, 2010

Jurus Tandur

By. Slank


Maju terus pantang mundur
Maju ke depan jangan ke belakang
Maju terus pantang mundur
Untuk kebenaran

Walau banyak yang coba jegal kita
Kita selalu tegak
Walau orang coba gagalkan kita
Kita pasti bertahan (jurus tandur)

Maju terus pantang mundur
Jalan yang lurus tak bernah kabur
Maju terus pantang mundur
Demi keadilan

Walau beribu-ribu rintangan
Kita selalu tebas
Walau berjuta-juta halangan
Kita pasti berantas

Putih itu adalah putih
Jangan hitam bilang jadi
Abu-abu

Maju terus pantang mundur
Ini dadaku hai mana dadamu
Jurus tandur

Saturday, October 23, 2010

Ada Apa Dengan Film Indonesia?


Yang membuat saya paling geregetan adalah film horor Indonesia. Film ini nggak jelas juntrungannya. Selalu ada unsur seks di dalam film yang sama sekali nggak ‘scary’ ini. Apakah segitu rendahnya martabat selera perfilman kita? Sehingga kalau nggak ada unsur seksnya nggak menarik. Sebut saja beberapa film horor di antaranya Kain Kafan Perawan, Hantu Binal Jembatan Semanggi, Diperkosa Setan, Tetesan Darah Perawan, Suster Keramas, dan judul film horor lainnya. Dari judulnya saja bukan pilihan kata yang mengindikasikan horornya yang menarik, melainkan diksi berlabel seks yang justru menarik.

Tuesday, October 19, 2010

Komunisme dan Pan-Islamisme

Tan Malaka (1922)


Penerjemah: Ted Sprague, Agustus 2009

Ini adalah sebuah pidato yang disampaikan oleh tokoh Marxis Indonesia Tan Malaka pada Kongres Komunis Internasional ke-empat pada tanggal 12 Nopember 1922. Menentang thesis yang didraf oleh Lenin dan diadopsi pada Kongres Kedua, yang telah menekankan perlunya sebuah “perjuangan melawan Pan-Islamisme”, Tan Malaka mengusulkan sebuah pendekatan yang lebih positif. Tan Malaka (1897-1949) dipilih sebagai ketua Partai Komunis Indonesia pada tahun 1921, tetapi pada tahun berikutnya dia dipaksa untuk meninggalkan Hindia Belanda oleh pihak otoritas koloni. Setelah proklamasi kemerdekaan pada bulan Agustus 1945, dia kembali ke Indonesia untuk berpartisipasi dalam perjuangan melawan penjajahan Belanda. Dia menjadi ketua Partai Murba (Partai Proletar)), yang dibentuk pada tahun 1948 untuk mengorganisir kelas pekerja oposisi terhadap pemerintahan Soekarno. Pada bulan Februari 1949 Tan Malaka ditangkap oleh tentara Indonesia dan dieksekusi.

Kamerad! Setelah mendengar pidato-pidato Jenderal Zinoviev, Jenderal Radek dan kamerad-kamerad Eropa lainnya, serta berkenaan dengan pentingnya, untuk kita di Timur juga, masalah front persatuan, saya pikir saya harus angkat bicara, atas nama Partai Komunis Jawa, untuk jutaan rakyat tertindas di Timur.